Jakarta, 29 Juli 2025 — Kedutaan Besar India di Jakarta, bekerja sama dengan India News Desk dan berbagai mitra dari dunia media Indonesia dan India, secara resmi meluncurkan program “Voices of Tomorrow: Where Young Journalists Meet Editorial Wisdom” di Lothal Conference Hall, Gedung Kedutaan Besar India, Jakarta. Inisiatif internasional perdana ini menjadi momentum bersejarah dalam membangun jembatan diplomatik berbasis media antara dua negara sahabat: India dan Indonesia.
Lebih dari sekadar peluncuran, acara ini mempertemukan para pemimpin redaksi, jurnalis senior, dan diplomat ternama dari kedua negara, serta ratusan peserta dari berbagai provinsi di Indonesia, baik secara langsung maupun daring. Dalam sambutannya, Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty, menegaskan pentingnya kolaborasi media dalam melawan disinformasi dan membentuk narasi yang otentik. “Hari ini, narasi tentang India seringkali didominasi oleh sumber-sumber dari Barat. Melalui program ini, kita ingin membangun kapasitas dan koneksi lintas batas yang mampu menghadirkan pemberitaan yang lebih otentik dan seimbang antara India dan Indonesia,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Duta Besar Indonesia untuk India, Ina Hagniningtyas Krishnamurthi, menggarisbawahi peran penting media dalam membangun jembatan antargenerasi dan antarbangsa. “Media bukan sekadar pengantar informasi, tetapi agen pembentuk persepsi dan pemersatu masyarakat. Program ini akan menjadi wahana yang menghubungkan dua peradaban besar yang telah bertaut selama lebih dari dua milenium,” tutur Ibu Ina dalam sambutan daringnya.
Voices of Tomorrow dirancang sebagai inkubator intensif selama tiga bulan, terdiri dari 12 sesi pelatihan daring yang digelar setiap hari Sabtu mulai Agustus hingga Oktober 2025. Setiap sesi berdurasi tiga jam, dengan struktur mencakup paparan materi dari jurnalis senior India dan Indonesia, serta sesi interaktif berupa diskusi atau studi kasus.
Keunikan program ini terletak pada kehadiran segmen khusus bersama para pemimpin bisnis di setiap sesi. Peserta akan memperoleh perspektif langsung dari para pelaku industri strategis, yang bertujuan untuk mempertajam kemampuan mereka dalam melakukan business storytelling dan pelaporan isu-isu ekonomi secara kontekstual.
Selain pelatihan daring mingguan, program ini juga menerapkan pembelajaran berbasis proyek serta sesi mentorship langsung dari para jurnalis senior dan pakar media. “Kami menggabungkan pendekatan pembelajaran kolaboratif, eksperiensial, dan berbasis proyek. Di akhir program, peserta tidak hanya belajar, tapi juga akan menghasilkan karya jurnalistik yang nyata,” jelas Sachin V. Gopalan, CEO India News Desk sekaligus inisiator program.
Tika Widianingsih, Koordinator Program, menambahkan bahwa Voices of Tomorrow akan mengupas berbagai topik penting seperti jurnalisme digital, pelaporan hak asasi manusia, jurnalisme data, cek fakta, pelaporan politik, hingga isu gender. “Program ini terbuka bagi jurnalis muda, profesional senior, mahasiswa, dan kontributor lepas. Kami ingin menciptakan ruang belajar yang aktif, lintas generasi dan lintas negara,” ujar Tika.
Beberapa tokoh media turut memberikan pandangan inspiratif. Primus Dorimulu, Pemimpin Redaksi InvestorTrust, menekankan bahwa “akses terhadap sumber informasi yang kredibel adalah kunci utama dalam melahirkan jurnalisme yang berdampak.” Ia juga menyoroti pentingnya program ini dalam membuka akses langsung ke tokoh-tokoh kunci di pemerintahan dan dunia bisnis India.
Dipanjan Roy Chaudhury dari The Economic Times menegaskan perlunya membangun jembatan media untuk memperdalam pemahaman budaya dan narasi bersama. “India dan Indonesia memiliki warisan sejarah dan pandangan dunia yang serupa, namun seringkali belum tergambar secara menyeluruh di media masing-masing. Program ini bisa menjembatani kesenjangan itu,” ujarnya secara daring.
Sementara itu, jurnalis senior India Palki Sharma mengajak para peserta untuk tidak hanya menjadi “pencipta konten”, tetapi juga “penyampai kebenaran”. “Kita bukan sekadar mengejar viralitas, tapi membangun kepercayaan—dan kepercayaan dibangun lewat akurasi, empati, dan integritas. Di tengah banjirnya konten palsu dan manipulasi AI, kredibilitas adalah aset utama,” tegasnya dalam pertemuan daring.
Program ini juga mendapat dukungan penuh dari Randhir Jaiswal, Juru Bicara Resmi Kementerian Luar Negeri India. “Saya melihat inisiatif ini sebagai model diplomasi media—perpaduan strategis antara pelatihan jurnalisme dan keterlibatan internasional. Ini bukan sekadar navigasi lanskap media, tetapi membangun jembatan kepercayaan, pemahaman, dan legitimasi,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa inisiatif seperti ini sangat membantu pekerjaan diplomasi publik. “Media, seperti halnya mata uang, hanya akan berfungsi ketika ada kepercayaan. Voices of Tomorrow adalah upaya konkret dalam membangun kredibilitas di antara para jurnalis muda lintas negara,” ujarnya secara daring.
Acara peluncuran ditutup dengan semangat kolaboratif dan visi jangka panjang. Dalam sambutan penutupnya, Duta Besar Sandeep menyampaikan bahwa Voices of Tomorrow bukan sekadar program tiga bulan, melainkan tonggak awal keterlibatan media India dan Indonesia secara berkelanjutan. “Cinta lahir dari pengetahuan. Jika kita tidak saling mengenal, bagaimana bisa saling memahami dan menghargai? Program ini adalah jembatan menuju hal tersebut,” tutupnya.
Dengan lebih dari 200 peserta dari berbagai wilayah Indonesia, Voices of Tomorrow diharapkan berkembang menjadi program tahunan yang memperkuat hubungan strategis kedua negara melalui jurnalisme yang berkualitas dan berwawasan global.
Artikel ini juga tayang di Vritimes